Maksudnya syukur itu merupakan pengikat nikmat yang telah ada. bukan hanya mengikat nikmat yang sudah ada namun juga memancing nikmat yang belum ada. Jika kita mensyukuri nikmat Allah maka kita telah mengikat nikmat dan mengudang datangnya nikmat yang lainnya.
Nikmat yang wajib disyukuri itu ada kalanya nikmat duniawi seperti sehat lahir dan batin. Harta halal juga termasuk kedalam nikmat duniawi. Sedangkan harta yang haram hukumnya, Maka haram pula mensyukurinya. Kemudian yang sifatnya agama, seperti ilmu, amal, takwa, makrifat dan yang paling besar adalah nikmat iman dan islam itu juga wajib disyukuri. Serta nikmat yang bersifat akhirat sepertinya pahala yang besar diberikan oleh Allah dari amalan yang sedikit seperti shalat dua rakaat diganjar dengan diberikan pahala kebaikan yang lebih besar dari kebaikan dunia.
firman Allah SWT :
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن
شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى
لَشَدِيدٌۭ
Dan (ingatlah
juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti
Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku),
maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".QS. Ibrahim : 7
Apa yang dimaksud dengan mengingkari atau kufur nikmat. Masuk dalam kafir nikmat menggunakan nikmat itu untuk maksiat. Atau kita menggunakan nikmat itu kepada sesuatu yang membawa maksiat memang tidak maksiat tapi membawa kepada maksiat seperti seperti kita mendapatkan harta yang halal kemudian dibelanjakan pada Arak atau minuman keras. atau dengan uang tersebut kita belikan sesuatu yang menimbulkan rasa sombong maka itupun termasuk kufur nikmat.
Termasuk juga mengingkari nikmat adalah tidak menyadari bahwa nikmat itu datang dari Allah. Seperti kita menyangka bahwa harta atau uang yang halal itu datang dari si fulan atau dari usahanya, lupa akan bahwa itu merupakan pemberian dari Allah. Allah SWT mengancam bahwa Azab-Ku sungguhlah pedih.
Barang siapa yang bersyukur maka dia bersyukur untuk dirinya. Jika kita bersyukur maka akan kembali manfaatnya kepada kita. Jangan beranggapan kita bersyukur menguntungkan Allah. Kalaupun kita tidak bersyukur maka Allah-pun tidak rugi. Sehungguhnya Allah itu maha kaya.
وَلَقَدْ ءَاتَيْنَا لُقْمَٰنَ ٱلْحِكْمَةَ
أَنِ ٱشْكُرْ لِلَّهِ ۚ وَمَن يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِۦ ۖ وَمَن
كَفَرَ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ حَمِيدٌۭ
Dan
sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Lukman, yaitu: "Bersyukurlah
kepada Allah. Dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya
ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa yang tidak bersyukur, maka
sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". [ Luqman : 12]
Syukur itu mencakup tiga hal :
1. Syukur lisan
yaitu dengan mengucap Alhamdulillah kemudian menyebutkan nikmat allah seperti
dapat untung besar ketika berdagang dipasar kemudian kita beritahukan kepada anak kita. Mendo'akan dan memuji atas perantara datangnya nikmat. Serta Menampakkan nikmat Allah. Seperti berpakaian yang bagus dengan niat menampakan nikmat Allah. Namun jangan niat menyombongkan harta.
2. Syukur anggota
dengan beramal taat kepada Allah, artinya menggunakan nikmat untuk beribadah kepada Allah.
3. Syukur hati
syukur hati itu mengakui bahwa nikmat ini berasal dari Allah dan gembira hati dengan Allah.
وَقَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِىٓ أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ ٱلَّتِىٓ أَنْعَمْتَ عَلَىَّ
وَعَلَىٰ وَٰلِدَىَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَٰلِحًۭا تَرْضَىٰهُ وَأَدْخِلْنِى
بِرَحْمَتِكَ فِى عِبَادِكَ ٱلصَّٰلِحِينَ
Dan dia berdoa: "Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu
yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan
untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridai; dan masukkanlah aku dengan
rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh". [An Naml : 19]